Jumat, 24 Juni 2011

LIPI: Kesadaran Konsumen Atas Produk Halal Meningkat

Seiring kesadaran umat Islam mengkonsumsi produk halal, ternyata juga diikuti kesadaran produsen dalam menyajikan produknya. Meski hal ini belum memasyarakat secara luas, namun tren di pasar regional maupun global terjadi peningkatan yang menggembirakan.

Demikian dikatakan peneliti dari LIPI, Prof. Jusmaliani kepada hidayatullah.com usai dirinya menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi produk halal yang diadakan para pengusaha di kantor MUI Kota Bandung, Kamis (23/6).

Jusmaliani memaparkan, hasil penelitiannya tiga tahun terakhir menunjukkan kesadaran umat Islam di Indonesia semakin meningkat. Hal itu ditunjukan dengan adanya keberanian konsumen menanyakan tentang status produk yang akan dikonsumsi (dibeli) kepada pihak produsen (penyedia jasa).

“Penelitian saya bagi menjadi dua subyek, yakni perilaku konsumen dan produsen. Keduanya menunjukan tren yang positif sesuai dengan tuntutan pasar global, yakni tuntutan produk sehat (halal) semakin mendunia,” sambung Jusmaliani. Meski hasil penelitiannya menunjukan tren produk halal masih terjadi di kota besar saja, namun dirinya yakin kesadaran tersebut akan merambah juga hingga ke pedesaan.

“Mungkin karena kita mayoritas sehingga kepercayaan tersebut tumbuh alamiah saja. Sebenarnya tidak boleh demikian karena di pasaran masih banyak produk yang belum halal. Misalnya daging, kan kalau penyebelihannya tidak halal, jatuhnya tidak halal juga,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga, kesadaran umat Islam di Indonesia masih kalah jauh. Dirinya lantas membandingkan dengan hasil penelitiannya terhadap muslim di kota Melbourne, Australia. “Mungkin karena mereka minoritas sehingga kehati-hatian terhadap produk halal mereka tinggi,” duganya.

Untuk itu dirinya berharap peran semua pihak, terutama LPPOM MUI dan para dai, untuk terus mengkampanyekan penting produk halal. Selain dukungan pemerintah dengan mengeluarkan UU Jaminan Produk Halal.

“Hasil penelitian saya juga sebagian besar konsumen memperoleh informasi produk halal dari keluarga atau teman dekat, sebagian dari bacaan,” tambahnya.

Hal tersebut juga diakui Ketua Bidang Ekonomi Umat MUI Kota Bandung, Helma Agustiawan. Ia menceritakan pengalamannya ketika mengantar tamu dari Singapura yang hendak makan siang di sebuah rumah makan di Kota Bandung. Sebelum makan sang tamu terlebih dahulu menanyakan akan status makanan dan tidak adanya logo halal yang terpampang.

“Itu menunjukan kesadaran mereka akan produk halal masih di atas kita. Mungkin karena kita mayoritas jadi percaya saja,” kenang Helma. Untuk itu pihaknya akan menempatkan sosialisasi produk halal menjadi prioritas dalam program kerja.

Dirinya juga akan menggandeng perbagai pihak terkait guna mempercepat sosialisasi tersebut, sehingga citra Indonesia sebagai negara muslim terbesar harus dibarengi dengan ketersedianya produk halal. “Kita jangan hanya bangga dengan sebutan tersebut, tetapi jaminan produk halal di pasaran harus mendukung predikat itu,” pungkas Helma. [adm/hidayatullah]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes