Selasa, 19 Juli 2011

Produk Halal Di Toko-Toko Eropa



Ketertarikan perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk halal semakin meningkat tidak hanya di Jerman melainkan seluruh dunia. Kini sejumlah perusahaan pangan raksasa dunia pun telah mengantongi sertifikat halal. Hal ini mempermudah warga Muslim memperoleh produk halal di toko-toko Eropa.

Berlin - Gummi Bears banyak sekali dijumpai di Jerman, permen rasa buah-buahan tersebut disukai anak-anak. Sekilas tampaknya permen tersebut tidak berbahaya, tetapi bahan dasar gelatine - yang diproses dari protein hewani termasuk babi - membuat Gummi Bears permen kegemaran anak-anak ini lepas dari pengamatan ibu rumah tangga khususnya kaum muslim.

"Warga muslim di Jerman menginginkan permen tersebut, tetapi sayangnya tidak bisa mengkonsumsinya dalam waktu lama," ujar Engin Erguen, selaku Sales and Distribution perusahaan Equ yang menjual produk-produk yang memenuhi standar halal Muslim. Di tahun 2001, perusahaan pembuat permen Haribo mulai membuat Gummi Bears dengan protein yang berasal dari produk non-babi untuk memperoleh sertifikat halal. Heribo mengatakan bahwa produk halal Gummi Bear yang dijual di Jerman berasal dari Turki.

"Dengan Haribo, produk-produk halal di Jerman memperoleh publisitas yang sesuai," ujar Erguen. Di Jerman ada sekitar 3.5 juta dari 20 juta Muslim yang ada di Eropa Barat, dimana diantaranya merupakan imigran atau keturunan imigran yang datang ke benua Eropa selama dekade setelah Perang Dunia II. Muslim di Eropa Barat dalam waktu lama memperjuangkan budaya dan kuliner mereka. Proses evolusi di pasar pada akhirnya menghasilkan lebih dari sekedar Gummi Bears halal dijual di toko-toko di benua tersebut.

Sekitar 400 perusahaan di Jerman kini menawarkan produk halal, hal tersebut mengacu pada kebijakan kontrol dan sertifikasi halal Eropa di Ruesselsheim. "Trend semakin meningkat. Pasar tumbuh sekitar 16% setiap tahun," ujar Mahmoud Tatari, yaitu penemu kebijakan halal pada tahun 2001.

"Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 4-5 miliar euro," ujar Tatari tentang pesatnya produk-produk halal, dimana kata halal tersebut dalam bahasa Arab berarti legal atau diijinkan. Kebalikan dari halal adalah haram, yang berarti dilarang atau tidak diizinkan. Secara umum, makanan yang berasal dari tumbuhan termasuk halal dengan pengecualian yang memabukkan atau produk beracun, menurut German Nutrition Society.

Ketertarikan perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk bagi pasar muslim dikarenakan perdagangan produk halal ini tidak hanya tumbuh pesat di Jerman dan Eropa melainkan seluruh dunia. Diperkirakan populasi warga Muslim terdapat sekitar 30% dari penduduk dunia pada tahun 2025 dengan pasar Muslim terbesar terdapat di Malaysia, Indonesia, dan Timur Tengah. Sedangkan di Eropa, negara Jerman, Perancis, dan Inggris adalah salah satu yang terbesar.

Babi, makanan pokok warga Jerman, menjadi problem khusus bagi warga Muslim karena Islam melarang semua yang berhubungan dengan babi, dimana babi dianggap sebagai sesuatu yang tidak bersih. Badan pengawasan halal memiliki wewenang untuk memberikan sertifikat kepada produk-produk yang dibuat oleh perusahaan utama yang memperoduksi produk makanan Eropa, termasuk Nestle, Langnese, Elbmilch, Pfanni, Gruenland, dan Ehramann. Begitu pula dengan produk-produk perusahaan obat seperti Bayer, BASF dan Merck telah mengantongi stempel halal. "

Para pengecer juga telah menerapkan halal, hal ini merupakan peningkatan terhadap pertanyaan-pertanyaan dari pemimpin jaringan perusahaan kebutuhan pokok, Aldi. Analisis industri memperkirakan bahwa raksasa produk makanan seperti Nestle telah menghasilkan banyak keuntungan lewat poduk-produk halal dibandingkan dengan produk organik. Perusahaan Swiss ini mulai memproduksi produk halal di tahun 1980-an, memberikan 5% dari penghasilan mereka tahun lalu untuk produk halal.

Selama bertahun-tahun, Nestle telah memproduksi minuman halal, produk susu, dan cokelat dan memiliki lebih dari 300 produk halal. "Dari 456 pabrik Nestle yang ada di seluruh dunia, 75 diantaranya memiliki sertifikat halal, dan diantara pabrik-pabrik tersebut terdapat lebih dari 100 lini produksi," ujar salah satu pembicara perusahaan Nestle, Nina Backes.

Bahkan kini ada jasa keuangan yang ditawarkan oleh bank dan bahkan telepon kartu yang menerima serifikasi sebagai persetujuan sesuai dengan ajaran Islam. Tatari mengatakan hal ini mencakup ajaran penting dari Islam bahwa: "segala sesuatu itu harus adil, benar dan baik untuk umat manusia."


su[sumber:detikfood.com]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes