Selasa, 26 Juli 2011

Minyak Goreng Palsu



Ini terjadi di China, penelitian tentang minyak goreng yang dipalsukan. Minyak goreng atau cooking oil palsu tersebut bisa dijual dengan tambahan minyak nabati atau langsung dijual tanpa penambahan minyak dari jenis apapun.

Fake vegetable oil, demikian judul penelitian yang kemudian menjadi kasus yang cukup serius di China. Kasus ini terjadi di beberapa daerah di China seperti Beijing, Jiangsu, Guangdong, Guangxi, Zhejiang, Sichuan, Shaanxi dan provinsi-provinsi di Shandong.

Fake vegetable oil adalah minyak goreng yang dijual dengan klaim pada konsumen sebagai minyak goreng atau cooking oil. Ada pula yang diklaim sebagai minyak goreng dengan brand yang mahal setelah penambahan dengan minyak salad, sawit dan jenis minyak goreng lainnya. Padahal sesungguhnya minyak nabati yang ada dalam produk tersebut hanya sebagian kecil dari keseluruhan yang ada.

Fake vegetable oil terbuat dari hogwash oil yang setelah mengalami perlakuan  tertentu kemudian dapat ditambahkan dengan minyak nabati seperti minyak sawit, kedelai dan nabati lainnya. Minyak ini kemudian dilabel sebagai minyak goreng yang bermerk atau high class tentunya dengan harga yang tinggi pula. Jika sudah ada di pasaran siapa yang menyangka jika minyak goreng dikemas dengan kemasan yang memikat ternyata palsu dan bahkan membahayakan dari segi halal dan thayyibnya. Apakah juga produk eks China ini telah merambah pasar Indonesia? Dengan imimg-iming harga murah siapa yang tidak akan tergiur dan membelinya...

 

Apa itu hogwash oil?

Hogwash oil adalah minyak yang didapatkan dari limbah pembuangan restoran atau dari tempat penampungan minyak yang berasal dari fan ventilasi pada restoran. Jadi hogwash oil adalah minyak yang dikumpulkan dari sisa-sisa makanan yang biasanya digunakan untuk pakan babi.

Mekanisme yang terjadi adalah para pembeli hogwash oil membelinya dari restauran untuk kemudian dijual kembali pada pabrik-pabrik illegal yang memproduksi minyak nabati palsu tersebut. Biasanya pabrik-pabrik tersebut berada di daerah miskin.

Bagaimana proses yang terjadi? Hogwash oil di bleaching dengan menggunakan hydrogenperoksida. Penambahan bahan ini akan menaikkan pH dari hogwash oil. Karenanya ntuk menghindar dari pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah maka dilakukan penambahan asam klorida untuk membuat pH produk tersebut sesuai dengan persyaratn yang ada. Hogwash oil kemudian dimasukk ke dalam tube yang panas (kondisi air mendidih) sebagai tahap bleaching dan penyaringan lanjut sebelum memasuki tahap penghilangan bau dengan proses vakum. Akhirnya hogwash oil siap untuk dibotolkan dengan beberapa dilabel dengan label yang menunjukkan “high class” setelah terlebih dahulu ditambahkan dengan minyak salad, sawit dan jenis minyak goreng lainnya.

 

Menguntungkan

Karena biaya produksi dari minyak goreng palsu ini cukup rendah dan perputaran keuntungannya cepat, banyak petani dan pekerja di China melakukan bisnis ini di area minus alias miskin. Katakanlah di Beijing saja produksi minyak goreng palsu ini dilakukan oleh sekitar ribuan pabrik ilegal yang memproduksi berton-ton setiap bulannya. Misalnya saja pihak berwenang menemukan lebih dari 12 ton hogwash oil di suatu peternakan babi. Saking menguntungkan dilaporkan di Provinsi Guandong, pabrik yang memproduksi hogwash oil menjadi minyak goreng hampir sama besarnya dengan pabrik minyak goreng legal.

 

Aspek halal dan thayyibnya

Sebagaimana diketahui era pasar bebas akan kita jelang. Tentunya dari sekarang sedikit demi sedikit produk-produk impor sudah merambah pasar Indonesia. Produk China sudah terkenal dengan harga yang termurah dari segala produk yang ada. Tapi tunggu dulu, jangan pernah sekali-sekali tergiur dengan murahnya harga. Apalagi jika produk tersebut berasal dari negara yang muslim minoritas.

Kasus minyak goreng palsu yang diproduksi China adalah suatu contoh betapa konsumen Indonesia dan muslim khususnya harus ekstra waspada ketika berbelanja. Minyak goreng palsu seperti tersebut di atas, diproduksi di China dalam jumlah yang spektakuler. Berbekal bahan asal limbah/sisa-sisa makanan dari restoran yang sebenarnya ditujukan untuk pakan babi. Sisa-sisa atau limbah tersebut pun diambil dari tempat pembuangan sampah dan juga penampungan fan di suatu restoran.

Ketika membaca laporan yang dibuat oleh penelitinya yaitu Alexander Tse-yan, seakan kami tidak percaya dengan apa yang dilaporkan. Sehingga dalam diskusi kami ke beliau kembali menanyakan apa sebenarnya makna hogwash oil tersebut. Bayangkan saja hogwash oil tersebut ditulis di laporan beliau diambil dari tempat penampungan sampah atau penampungan dari fan yang berfungsi sebagai ventilasi.

Ditinjau dari segi kehalalannya, hogwash oil memang tidak bermakna khusus dengan artian bahwa minyak tersebut berasal dari babi. Tetapi minyak yang diperoleh limbah restoran yang memang ditujukan untuk pakan babi. Nah berbicara restoran di China, hampir semua restoran China menyajikan atau menggunakan babi dalam menu makanan yang akan mereka dijual. Sehingga sisa-sisa makanan tersebut pastilah mengandung babi.

Kemudian dari segi thayyib, jelas jauh sekali dari aspek thayyibnya. Tapi yang jelas penduduk yang berada di Guangdong mengkonsumsi minyak goreng palsu ini diperkirakan sekitar 3.000 ton setiap bulannya. Dilaporkan efek dari mengkonsumsi minyak goreng ini memang tidak seketika menyebabkan kematian. Efek yang timbul adalah rasa gatal dari timbulnya borok yang banyak pada bagian tubuh yang mengkonsumsi minyak ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hogwash oil mengandung racun aflatoksin yang tingkat keracunannya hampir seratus kali lebih kuat dibandingkan dengan racun arsenik dan hampir seribu kali lebih jika dibandingkan dengan benzo pyrene yang diklaim sebagai karsinogenik.

 

Kondisi China

 

Bagi yang akan bertugas atau pun berlibur ke China tentunya kita harus waspada saat akan mengisi perut, jangan-jangan kita tidak luput dari penggunaan minyak goreng palsu ini. Mengapa? Pasalnya dilaporkan oleh peneliti tersebut, ternyata sangat sulit bagi konsumen untuk menghindari dari tidak terbeli produk palsu tersebut sekalipun minyak tersebut dijual dalam botol yang tidak bermerk.

Situasi tersebut diperparah lagi meluasnya penggunaan hogwash oil di industri katering, restoran dan hotel. Konsumen tidak mungkin dapat mengidentifikasi penggunaan minyak goreng palsu tersebut, karena saat memasak baik di restoran atau pun di hotel minyak goreng tersebut dicampur dengan minyak goreng lainnya. Bahkan ada beberapa kasus restoran, minyak goreng yang digunakan dihasilkan dari hogwash oil yang dihasilkannya sendiri.

Sungguhpun pemerintah pusat China telah bekerja keras untuk melarang pabrik-pabrik yang memproduksi minyak goreng yang berasal dari hogwash oil ini, tampaknya usaha tersebut tidak berhasil. Hal ini disebabkan usaha-usaha ilegal tersebut berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk menghindari petugas. Hal lain yang membuat usaha pemerintah pusat tidak berhasil terhadap operasi ilegal ini adalah penyangkalan aparat lokal terhadap operasi ilegal tersebut serta dekatnya hubungan antara aparat lokal, institusi akademik dengan para pengusaha minyak goreng palsu tersebut.

 



Jurnal Halal No. 64/X/2006

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes