Rabu, 06 Juli 2011

Pentingnya Kemasan Plastik Halal


 

Plastik, seperti yang sudah kita diketahui merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah produk. Plastik sebagai kemasan makanan, wadah, dan juga digunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga. Oleh karena itu plastik pun halal pun menjadi demikian penting.

Beberapa periode lalu dikeluarkannya kemasan plastik halal sempat menimbulkan berbagai respon baik positif maupun negatif dari berbagai kalangan konsumen. Saat ini hampir 70% pengunaan plastik adalah untuk food exchange. Hal tersebut diungkapkan oleh Fajar A.D. Budiono selaku Techical Marketing, PT. Polytama Propindo.

Dalam pembuatannya, plastik mengandung salah satu bahan aditif yaitu slip agent atau rubricant oil. Dimana bahan aditif tersebut masih terbuat dari animal base seperti sapi atau babi. Hal tersebut menjadi semakin riskan jika mengunakan bahan baku impor.

Sehingga jika selama ini konsumen beranggapan bahwa jika makanan tercantum logo halal maka kemasan plastiknya sudah pasti halal. Padahal hal itu belum tentu, terutama untuk produk-produk impor dari luar negeri.

Barulah beberapa tahun lalu bahan penganti rubricant oil tersebut ditemukan, yaitu vegetable base. Menurut Fajar sekitar lima tahun lalu bahan tersebut masih tergolong mahal namun aman. "Kami mencoba untuk mengaplikasikan bahan pengganti tersebut pada produksi. Kemudian akhirnya meyakinkan semua produsen untuk mengunakannya terutama yang berkaitan dengan kemasan halal," jelasnya.

Akhirnya seiring waktu, harga vegetable base pun makin bersaing dan kualitasnya lebih bagus dibanding bahan sebelumnya. Sehingga banyak perusahaan yang enggan kini mulai memakainya. Hanya proses pengantian bahan tersebut sempat menimbulkan kendala karena menyangkut setting dalam proses produksi.

Fajar pun membagi tips untuk mengenali plastik halal. Pertama perhatikan label halal dalam bungkusnya. Kini banyak plastik yang sudah halal mencantumkan lebel tersebut pada bungkusnya. Kedua setelah mengeluarkan produk dari bungkusnya, gulunglah plastik tersebut. Kemudian hidup baunya, jika tercium bau minyak goreng maka plastik tersebut sudah menggunakan vegetable base. Sedangkan jika tercium bau gurih maka plastik tersebut masih menggunakan animale base.

Namun kini konsumen tak perlu khawatir, karena hampir seluruh plastik yang diproduksi produsen Indonesia sudah dinyatakan halal. Meski kebutuhan pasar akan plastik tidak dipungkiri selalu terus meningkat. Menurut Fajar, sedikitnya dibutuhkan 2,5 juta ton plastik setiap tahunnya. Sayangnya dari jumlah tersebut sekitar 30%-nya masih impor.

[sumber:detikfood.com]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes