Minggu, 07 Agustus 2011

Saham Halal Makin Diminati Investor


Hadirnya Indeks Saham Syariah Indonesia atau Indonesian Shariah Stock Index (ISSI) yang awal kemunculannya sekitar 6 bulan lalu, tidak hanya para emiten yang bersemangat masuk pasar bursa, investor pun (nasabah) makin berminat. Bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menargetkan pertumbuhan sebanyak dua juta investor pada 2012.

“Efek adanya ISSI sangat baik, para investor yang dulunya ragu untuk masuk ke pasar saham karena permasalahan halal haram, dengan adanya ISSI ini mereka menjadi yakin, bahwa dengan investasi di emiten syariah, keuntungan yang didapat akan baik alias halal,” kata Head of Market Development Unit, Bussiness Development Division BEI, Irwan Abdalloh di sela sosialisasi pasar modal penanaman modal syariah di Hotel Bumi, Surabaya, belum lama ini.

Pasalnya, dikatakan Irwan, emiten yang masuk dalam kategori syariah diseleksi secara ketat, bukan oleh BEI, namun oleh Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Ada beberapa kriteria atau persyaratan sehingga suatu emiten dimasukan dalam kategoti syariah.

“Yang utama adalah emiten tersebut tidak mengandung sesuatu yang diharamkan, seperti emiten rokok, emiten minuman keras dan lainnya. Namun yang paling dasar adalah perdagangan efek yang terjadi di pasar reguler bursa menggunakan akad jual beli yang sama dengan prinsip Islam (bai’),” katanya.

Diungkapkannya, per 31 Mei 2011 jumlah emiten berbasis syariah yang tercatat di BEI mencapai 213 emiten. Sedangkan jumlah emiten di BEI keseluruhan 425 perusahaan, artinya lebih dari separuhnya. Sementara dari data BEI saat ini, ketika pertama kali tercatat pada November 2007, jumlah emiten berbasis syariah mencapai 164 perusahaan atau 43% dari jumlah emiten tercatat sebanyak 383 perusahaan. Jumlah ini terus meningkat tiap tahun. Pada Mei 2010 persentasenya mencapai 48% dan pada November 2010 perbandingannya 50%.

“Namun BEI tidak bisa memperkirakan berapa emiten syariah lagi sampai akhir 2011, bisa bertambah bisa juga berkurang, pasalnya Bapepam-LK dan DSM-MUI terus melakukan seleksi, salah satu yang diprediksi masuk adalah emiten VIVA yang merupakan jaringan bisnis media milik keluarga Bakrie dan baru beberapa hari lalu IPO kemungkinan bisa masuk dalam kategori syariah,” terangnya.

Ditegaskan Irwan, adanya ISSI ini bertujuan untuk mengurangi ketidakjelasan pelaku pasar yang ingin menciptakan produk baru, baik reksadana, exchang trade fund (ETF), atau pun produk turunan lainnya yang berbasis syariah. Semakin banyak produk pasar modal, jumlah investor diharapkan bisa bertambah signifikan dari jumlah saat ini sebanyak 790 ribu lebih.

“Hingga akhir 2011, BEI menargetkan akan ada sekitar 2 juta investor dengan hadirnya ISSI ini. Sementara bagi investor baru pun tidak akan kesulitan untuk mengetahui emiten mana yang berbasis syariah, karena otoritas memberikan tambahan pada ticker-nya dengan huruf S, contohnya perusahaan media Tbk (S) yang artinya emiten tersebut berbasis syariah,” jelasnya.


[sumber: surabayapost.co.id]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes