Senin, 22 Agustus 2011

Warung Nasi Jamblang di Jalur Mudik Ramai Pembeli



CIREBON – Sejumlah pedagang nasi Jamblang yang menjajakan dagangannya di sepanjang jalur utama mudik Pantura Cirebon, Jawa Barat, jelang sahur ramai pembeli.

Rohman, salah seorang pedagang nasi Jamblang di jalur mudik Cirebon, mengatakan memasuki pekan keempat bulan Ramadhan pemudik malam hari yang melintasi jalur utama Cirebon mulai meningkat sehingga sejumlah pedagang nasi Jamblang ramai pembeli.

Biasanya dia berjualan di Kota Cirebon depan pasar pagi, namun memasuki pekan keempat bulan Ramadhan tempat menjajakan nasi Jamblang pindah ke jalur mudik. Karena berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, omzet penjualannya meningkat tinggi dengan adanya pemudik malam yang sahur dengan menu khas makanan Cirebon nasi Jamblang.

Harga nasi Jamblang yang dijual ke sejumlah pemudik tidak mengalami kenaikan, sama dengan pembeli biasa, karena jika memaksakan harga jual mahal, mereka kapok. Selain itu, akan menimbulkan citra buruk bagi pedagang warung dadakan lainnya.

Menurut dia, rata-rata pedagang nasi Jamblang menjual dengan harga wajar, sehingga sejumlah pemudik yang biasa mampir akan menjadi pelanggan tetap tahunan. Makanan khas Cirebon yang dibungkus dengan daun jati itu murah meriah, dengan Rp 4.000 konsumen bisa menikmati makanan tersebut.

Yayah pedagang nasi Jamblang lainnya mengaku, memasuki pekan keempat bulan Ramadhan jalur mudik pantura mulai dilintasi pemudik. Sehingga jelang sahur mereka mampir menikmati sajian makanan khas Pantura Cirebon yang murah meriah.

Nasi Jamblang dijual Rp 1.000 per bungkus. Untuk ukuran orang dewasa, menyantap tiga bungkus sudah terasa kenyang. Ditambah menu lain seperti semur tahu, tempe goreng, sambel cabai merah, tongkol goreng, tahu goreng, perkedel otak-otak, paling pemudik rata-rata mengeluarkan anggaran per orang kurang dari Rp 10 ribu.

Menurut Yayah, menu khas makanan khas Cirebon dengan ciri khusus dibungkus daun pohon jati, disajikan kapan pun tetap nikmat. Selain itu, konsumen bebas memilih langsung makanan yang telah dijajakan pedagang, setelah itu mereka berhitung makanan yang diambil.

Yono, pemudik asal Solo, mengaku setiap mudik lebaran melintasi Pantura Cirebon biasanya mampir untuk sahur dengan nasi Jamblang, karena makanan khas tersebut pas untuk menu sahur. Selain itu, harganya cukup terjangkau oleh pembeli.

[sumber: republika.co.id ]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes